Tuesday, September 18, 2012

Bahaya Penggunaan HP di Pesawat


 

Buat yang belum tahu, kenapa tidak boleh menyalakan Handphone di pesawat, berikut penjelasannya:
Sekedar sharing saja buat kita semua yang memiliki dan menggunakan t

elpon genggam atau apapun istilahnya. Ternyata menurut sumber informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa ponsel mempunyai kontributor yang besar terhadap keselamatan penerbangan.. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi akibatkan oleh ponsel. Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang.

Berikut merupakan bentuk ganguan-gangguan yang terjadi di pesawat: Arah terbang melenceng,Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator) terganggu, Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar, Gangguan sistem navigasi, Gangguan frekuensi komunikasi, Gangguan indikator bahan bakar,Gangguan sistem kemudi otomatis, Semua gangguan diatas diakibatkan oleh ponsel, sedangkan gangguan lainnya seperti Gangguan arah kompas komputer diakibatkan oleh CD & game, Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy .Semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS.

Sekiranya bila kita naik pesawat, bersabarlah sebentar. Semua orang tahu kita memiliki ponsel. Semua orang tahu kita sedang bergegas. Semua orang tahu kita orang penting. Tetapi, demi keselamatan sesama dan demi sopan santun menghargai sesama,janganlah mengaktifkan ponsel selama di dalam pesawat terbang.

Sunday, September 16, 2012

Wae Rebo: Rumah Kerucut Flores yang Tersisa


Letaknya tak terlihat dari keramaian dengan pegunungan hujan tropis dan lembah hijau yang mendekap hangat dusun ini. Adalah Wae Rebo, sebuah dusun yang menjadi satu-satunya tempat mempertahankan sisa arsitektur adat budaya Manggarai yang semakin hari semakin terancam ditinggalkan pengikutnya. Mengapa berbentuk kerucut dan dari mana asal muasalnya masih sebuah tanda tanya besar, kecuali secuil informasi dari tradisi penuturan masyarakatnya sendiri yang merupakan generasi ke-18.
Wae Rebo berada di Kabupaten Manggarai, tepatnya di Kecamatan Satarmese Barat, Desa Satar Lenda.  Di sini, satu desa dengan desa yang lainnya jauh terpisah lembah yang menganga di antara bukit-bukit yang berkerudung kabut di ujung pohonnya. Dusun Wae Rebo begitu terpencil sehingga warga desa di satu kecamatan masih banyak yang tak mengenal keberadaan dusun ini. Seperti Kampung Denge, desa terdekat ke Wae Rebo belum seutuhnya menjadi desa tetangga karena belum semua pernah ke Wae Rebo. Sementara warga Belanda, Perancis, Jerman, hingga Amerika dan beberapa negara Asia sudah sangat terperangah keindahan kampung yang rumahnya seperti payung berbahan daun lontar atau rumbia yang disebut mbaru niang.
Mbaru niang sudah punah sebelum memasuki awal tahun 70-an saat pemerintah mengkampanyekan perpindahan masyarakat pegunungan ke dataran rendah. Seorang antropolog, Catherine Allerton mengenang pembicaraannya dengan tu’a golo, pemimpin politik dan kepala kampung, juga tu’a gendang, kepala upacara adat. Warga Wae Rebo saat itu tak memutuskan meninggalkan dusunnya. Sudah generasi ke-18 hingga kini Wae Rebo bertahan dari seorang penghuni pertama dan pendiri Wae Rebo lebih dari 100 tahun lalu, Empo Maro.
Leluhur Wae Rebo, termasuk Empo Maro, mewariskan 7 buah rumah kerucut yang sangat menawan meskipun telah dimakan usia dan beberapa di antaranya telah rubuh dan belum dibina kembali. Sebuah yayasan dari Jakarta diberitakan telah memberikan bantuan pertanda kasih sayangnya pada keaslian Wae Rebo dengan mendirikan satu rumah yang sama bentuknya dan dinamakan Tirto Gena Ndorom, dimana Tirto adalah secuil kata dari nama yayasan donatur tadi.
Rumah yang disebut mbaru niang terdiri dari 5 tingkat yang semua ditutupi atap dan menjadi sebuah kerucut. Di tingkat pertama, lutur, atau tenda adalah tempat tinggal penghuninya. Di tingkat kedua, lobo, atau loteng ialah tempat menyimpan bahan makanan dan barang. Tingkat ketiga ialah lentar yang berfungsi menyimpan benih jagung dan tanaman untuk bercocok tanam lainnya. Tingkat keempat ialah lempa rae, yaitu tempat untuk menyimpan stok cadangan makanan yang akan sangat berguna saat panen dirasa kurang berhasil. Sedangkan tingkat kelima, hekang kode, yaitu tempat menyimpan sesajian untuk para leluhur.
Di Wae Rebo, tidak seperti di dusun tradisional lain yang terkadang memiliki berbagai klan. Di sini hanya terdapat satu klan atau marga saja. Klan tersebut memiliki gendang pusaka di rumah gendang di tiang utamanya. Mereka memiliki pantangan untuk tidak makan satu binatang, yaitu musang. Dari penuturan tetua, leluhur mereka datang ke Wae Rebo dengan bertemankan seekor musang sehingga dipercayai bahwa musang adalah bagian dari leluhur mereka.
Berkembangnya penduduk Wae Rebo membuat keberadaan sebuah desa baru dirasakan harus dibina. Sebagian masyarakat Wae Rebo dibagi tempatnya dengan desa baru yang disebut Kombo. Tak banyak wisatawan mengetahuinya, walau Kombo dan Wae Rebo adalah masyarakat yang sama. Akan tetapi, karena lingkungannya dipertahankan sesuai aslinya, Wae Rebo seolah permata di atas lumpur. Kombo dipandang berbeda karena tidak berasal dari leluhur yang merintis keberadaan kampung itu.
Warga paruh baya dan anak-anak sekolah tinggal di Kombo, sedangkan orang tua dari para pria muda serta belasan tahun yang menginjak dewasa tinggal di Wae Rebo. Mereka semua memiliki kepercayaan yang sama. Katolik adalah agama yang dipeluk masyarakatnya, walau kepercayaan animisme masih kental terasa dalam kehidupan mereka.
Mereka yakin bahwa tanah atau hutan memiliki emosi dan perasaan. Sebelum bercocok tanam dan mencangkulnya, sebuah ritual harus dilakukan untuk meminta izin pada penunggunya. Bila tak berizin maka tanah akan menjerit dan merintih. Bercocok tanam pun harus rutin agar tanah tidak ‘menangis’ sedih. Warga Wae Rebo memandang tanah sebagai bagian dari mereka dan seperti manusia yang harus dihormati.
Di tengah dusun terdapat panggung batu yang dikisahkan telah dibina atas bantuan penunggu hutan yang berupa manusia gagah menawan yang mampu mengangkat batu besar dengan satu tangan. Masing-masing tangan dan kaki penunggu hutan ini memiliki jari berjumlah enam. Rambutnya dikisahkan sangat panjang dan parasnya cantik rupawan. Setelah panggung ini selesai, tarian caci digelar dan juga tabuhan gendang dilaksanakan (mbata).
Dari Ruteng, perjalanan dengan kendaraan selama 4 jam yang berkelok sehingga penumpang tak henti bergoyang. Sampailah di sebuah desa pesisir bernama Dintor. Jalan terus dilanjutkan menuju tanjakan ke pedalaman pulau menempuh pematang sawah dan jalan setapak di Sebu sebelum sampai di Denge. Dari Denge langkah terus dihentakkan melalui hutan kecil, melalui Sungai Wae Lomba. Setelah mengatur kerja paru-paru di sepanjang jalan setapak, dari Ponto Nao, terlihat pusat Wae Rebo, sebuah dusun yang mengepul asap dari kerucut-kerucut aneh yang berkumpul di sebuah lapang hijau. Itulah sisa-sia mbaru niang yang hampir punah.
Perjalanan panjang menuju dusun ini membuat masyarakatnya sedikit terasing dari peradaban, terutama pendidikan dan kesehatan. Seorang anak bahkan dewasa dirata-ratakan telah berjalan kaki selama 4 jam sekali keluar dari dusunnya dan kembali membawa sesuatu seberat 15 kilogram untuk dijadikan bahan makanan cadangan karena terbatas sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan. Dalam satu tahun, diperhitungkan seorang anak akan membawa barang dengan total berat hingga 2 ton.
Tiba di dusun ini, sambutan hangat adalah sebuah keniscayaan. Ubi, talas, dan jagung akan disajikan termasuk daging ayam. Menginap di sana seperti sebuah mimpi berhari-hari. Ada kesan khusus dan tak akan tergantikan oleh perjalanan apapun, karena memang hanya satu kali pengalaman ini terjadi di Wae Rebo. Di sini semua berawal, dan akan terus berlanjut sebagai tanah tumpah darah warga Wae Rebo yang disebutkan dalam bahasa daerah sebagai Neka hemong kuni agu kalo.




Sumber Berita : http://www.indonesia.travel/id/destination/444/flores/article/125/wae-rebo-rumah-kerucut-flores-yang-tersisa

Saturday, September 1, 2012

Kalender Liburan Nasional 2013



Tanggal
Hari
Perayaan
01 Januari 2013 Selasa Tahun Baru Masehi
24 Januari 2013 Kamis Maulud  Nabi Muhammad
10 Februari 2013 Minggu Tahun Baru Imlek
12 Maret 2013 Selasa Hari Raya Nyepi
29 Maret 2013 Jum’at Jum’at Agung
9 Mei 2013 Kamis Kenaikan Isa ‘Almasih
25 Mei 2013 Sabtu Hari Raya Waisak
5 Juni 2013 Rabu Isra Miraj
5,6,7 Agustus 2013 Senin, Selasa,Rabu Cuti Bersama
8 Agustus 2013 Kamis Hari Raya Idul Fitri
9 Agustus 2013 Jumat Hari Raya Idul Fitri
17 Agustus 2013 Sabtu Hari Kemerdekaan RI
14 Oktober 2013 Senin Cuti Bersama
15 Oktober 2013 Selasa Hari Raya Idul Adha
5 November 2013 Selasa Tahun Baru Hijriah
25 Desember 2013 Rabu Hari Natal
26 Desember 2013 Kamis Cuti Bersama
  • Kami berusaha menyediakan kalender liburan yang akurat, tetapi kami tidak menjamin kalender diatas tepat 100%
  • Kalender diatas dapat berubah setiap waktu sesuai dengan keadaan

Monday, August 27, 2012

Tiga Gili, Pesona yang Tidak Pernah Pudar

Mungkin banyak bermunculan lokasi-lokasi wisata baru di sekitar Pulau Lombok, namun pesona tiga Gili — Trawangan, Meno, dan Air — tetap tidak pudar. Pulau-pulau kecil di pesisir barat laut Lombok ini masih jadi tujuan wisata utama baik bagi pelancong domestik maupun mancanegara.

Tidak sulit untuk jatuh cinta dengan pulau-pulau ini karena kombinasi keindahan alam yang luar biasa serta atmosfer liburan yang sangat kental. Gili sendiri dalam bahasa Sasak berarti pulau kecil, jadi jangan heran apabila banyak pulau kecil lainnya yang juga disebut gili, misalnya Gili Nanggu, Gili Layar, dan sebagainya.

Gili Trawangan merupakan pulau terbesar dari ketiga gili ini. Di sinilah biasanya para wisatawan memilih akomodasi, karena memang banyak tersedia penginapan mulai dari yang sangat murah hingga resor mewah. Banyak juga penduduk setempat yang menyewakan kamar di rumah-rumah mereka.
Bersantai di Gili dapat melepaskan kejemuan yang Anda dapat di kota besar. (Olenka Priyadarsani)
Gili Meno dan Gili Air berukuran lebih kecil dan sangat cocok bagi Anda yang menginginkan suasanya yang lebih sepi dan privat. Pulau-pulau ini memiliki pantai-pantai berpasir putih yang sepi dan indah. Dapat dijadikan pilihan bagi Anda yang ingin berbulan madu.

Mengapa Tiga Gili sangat populer di kalangan wisatawan? Banyak yang bilang keindahan alam Lombok tidak kalah dengan Bali, dengan pantai-pantai yang lebih bersih. Di pulau-pulau kecil nan cantik ini para pelancong dapat melakukan berbagai aktivitas, antara lain menyelam, snorkeling, atau sekadar bermalas-malasan di pinggir pantai sambil menikmati matahari tenggelam.
Gili sudah menyapa Anda sebelum sampai di pulau-pulau indah tersebut. (Olenka Priyadarsani)
Salah satu keunggulan berlibur di sini adalah Anda dapat melarikan diri dari suasana kota besar yang ramai dan penuh polusi. Bahkan di Gili Trawangan yang merupakan pulau terbesar dengan fasilitas cukup lengkap, kendaraan bermotor dilarang beroperasi. Karena itu Anda tidak akan terganggu dengan bisingnya suara motor dan mobil.

Untuk berkeliling Gili Trawangan, Anda dapat berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan lokal, yaitu kereta kuda yang disebut cidomo.

Siang hari biasanya dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk menyelam atau snorkeling di laut sekitar pulau yang indah. Terumbu karang yang beraneka rupa dengan berbagai spesies laut serta air laut yang jernih membuat wisatawan selalu ingin kembali. Di Gili Trawangan juga ada beberapa operator selam yang menyediakan kursus bersertifikat.

Di sini juga banyak tersedia perahu dengan lantai kaca sehingga Anda yang tidak mau menceburkan diri di air masih dapat menikmati keindahan bawah laut perairan di sekitar ketiga gili ini.

Sore dan malam hari adalah waktunya bersantai. Duduk-duduk beralaskan bantal di kafe-kafe pinggir pantai sambil menikmati suara deburan ombak dan bau air laut. Bagi Anda yang menginginkan malam hari yang “hidup”, Gili Trawangan harus menjadi pilihan Anda. Di pulau ini banyak kafe dan bar yang ramai dikunjungi wisatawan asing hingga lewat tengah malam.

Bahkan, kadang sulit mencari makanan Indonesia, karena kebanyakan menyediakan menu Barat.

Ada beberapa cara menuju ke pulau-pulau ini. Bila Anda mengombinasikannya dengan wisata ke Pulau Dewata, Anda dapat langsung menuju ke Gili Trawangan dari Bali — baik dengan kapal cepat maupun kapal yang lebih lambat. Sementara bila Anda terbang ke Pulau Lombok, ada beberapa operator tur yang dapat membantu Anda dengan transportasi darat dari bandara dan menyediakan kapal  untuk menyeberang menuju Gili Trawangan.

Cara yang paling murah adalah dengan menumpang kapal kayu tradisional dari Bangsal, sebuah dermaga kecil. Saat itu dari bandara saya memilih ojek menuju ke Bangsal sebagai sarana transportasi paling murah, namun tentu saja Anda dapat memilih untuk sarana transportasi yang lebih nyaman seperti mobil sewaan atau taksi.





Sumber : 

Berkenalan Dengan Orangutan Liar di Bukit Lawang

 
 Bukit Lawang sempat rusak parah akibat banjir besar. (Olenka Priyadarsani)

Saat ini makin sulit menemukan satwa yang dilindungi di alam bebas, misalnya orangutan. Satwa langka ini hanya bisa ditemui di beberapa titik di Indonesia. Selain Tanjung Puting di Kalimantan, orangutan yang masih hidup bebas berada di hutan Gunung Leuser.

Kawasan wisata Bukit Lawang berada di Sumatera Utara dan merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser yang membentang dari Sumatera Utara hingga Aceh. Objek wisata ini sudah lama dikenal oleh masyarakat sekitar namun pernah rusak parah akibat banjir besar pada tahun 2003.

Memang, objek utama di Bukit Lawang adalah Sungai Bahorok — atau sering disebut Sei Bahorok. Sungai besar dengan hutan lebat di sisi kanan kirinya menjadikan tempat ini favorit bagi mereka yang ingin melarikan diri dari kesibukan kota besar.

Anda bisa menjelajahi hutan hingga sampai di Tangkahan, sebuah objek wisata menarik lainnya di Sumatera Utara. Bila Anda seorang petualang tangguh, mungkin Anda ingin melakukan jelajah hutan hingga ke Ketambe di wilayah Aceh bagian selatan. Karena keterbatasan waktu karena sedang melakukan backpacking lintas Sumatera Utara dalam waktu beberapa hari saja, saya hanya melakukan jelajah hutan satu hari.

Disertai seorang pemandu, saya memulai perjalanan singkat menjelajah Gunung Leuser. Hutan hujan tropis yang saya lalui masih cukup lebat, kicau burung terdengar bersahutan. Ranting berderak patah terinjak kaki-kaki kami. Beberapa kali kami harus melewati sungai kecil yang mengalir di tengah hutan.

 
Bertemu orangutan liar, sebuah pengalaman menyenangkan. (Olenka Priyadarsani)Sungguh beruntung, kami bertemu dengan seekor orangutan besar yang tengah bergelantungan di dahan-dahan pohon. Pemandu kami memperingatkan untuk tidak terlalu dekat, karena orangutan tersebut masih liar. Berbekal kamera dengan lensa yang cukup memadai, kami berhasil mendapatkan gambar orangutan tersebut walaupun kurang sempurna.

Perjalanan memakan waktu sekitar 40 menit hingga saya sampai di Gua Kampret. Gua tersebut tidak begitu besar namun cukup menarik. Setelah puas mengambil gambar di dalam dan luar gua, kami pun meneruskan perjalanan menembus hutan. Dalam perjalanan pulang, kami melewati perkebunan karet dan coklat.

Selain perjalanan ke Gua Kampret, wisatawan dapat memilih trekking ke Panorama Point, dengan jalur yang lebih sulit. Ada beberapa jalur lain yang dapat diikuti tergantung minat dan stamina Anda.

Mungkin Anda hanya ingin bermalas-malasan? Bukit Lawang juga lokasi yang tepat untuk bersantai. Kebanyakan penginapan di lokasi ini menerapkan konsep eco-lodging. Banyak di antaranya yang menyediakan tempat tidur gantung di beranda, sehingga Anda dapat bersantai sambil menikmati hijaunya pemandangan.

Anda juga dapat melakukan berbagai aktivitas seperti bermain air di sungai, tubing, memancing, serta bersosialisai dengan masyarakat setempat. Di sore hari, menikmati kopi tentu sangat menyenangkan.

Bukit Lawang terletak sekitar 86 km dari Medan. Anda dapat menumpang bus Pembangunan Semesta atau mobil L-300 dari Terminal Pinang Baris di Medan. Waktu tempuh antara 3-4 jam karena kondisi jalan yang rusak.

Di Bukit Lawang ada beberapa pilihan penginapan dengan fasilitas standar, namun cukup memadai. Beberapa di antaranya adalah Jungle Inn,  Bukit Lawang Indah, Back to Nature Guesthouse.


Sumber : 

Tahun Depan Semua Angkutan Pakai Sistem Boarding Pass


Tahun Depan Semua Angkutan Pakai Sistem Boarding Pass





Mulai tahun depan, sistem boarding pass yang sukses diterapkan pada moda transportasi kereta api, akan mulai diterapkan pada angkutan jalan dan angkutan laut.
“Salah satu yang bagus adalah sistem boarding pass yang dilakukan oleh PT KAI, dan kami ingin menerapkan tahun depan secara bertahap di angkutan jalan dan angkutan laut,” ujar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, saat mengunjungi Posko Angkutan Lebaran Terpadu 2012 di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu (26/8/2012).

Menurutnya, sistem ini diterapkan untuk meningkatkan kenyamanan dan keteraturan penumpang.  Dengan adanya sistem boarding pass, maka penumpang akan merasa nyaman, karena sudah pasti mendapat tempat dan tidak berdesakan ketika memasuki suatu moda.
“Intinya, dengan diberlakukannya sistem ini, kami ingin menciptakan transportasi yang lebih humanis dan yang lebih memanjakan para pelanggan,” jelas Bambang.

Bambang menuturkan, dengan sistem boarding pass, tidak ada keterbatasan kuota penumpang, karena kuota dapat diatur.  Ia juga memaparkan, sistem ini tidak akan membuat pendapatan operator menurun. Sebaliknya, malah terjadi peningkatan pendapatan.
“Sistem boarding pass ini menurut pengalaman PT KAI malah meningkatkan pendapatan. Artinya, penumpang gelap dan calo dapat dihilangkan. Kalau hal tersebut sudah hilang, keteraturan dan kenyamanan pasti meningkat,” ucapnya.

Terminal Tirtonadi di Solo akan dijadikan pilot project penerapan sistem boarding pass di angkutan jalan.  Nantinya, terminal-terminal yang kelasnya sama juga akan diterapkan sistem ini.  Sedangkan untuk angkutan laut, tahun depan akan mulai diterapkan di pelabuhan-pelabuhan besar seperti di Tanjung Perak, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Belawan, Makassar, dan Balikpapan.

Starting next year, the boarding pass system was successfully applied in railway transportation, will begin to be applied to road freight and sea freight.
"One of the good is the system of boarding pass by PT KAI, and we want to apply next year gradually in the road freight and sea freight," said Deputy Transportation Minister Bambang Susantono, while visiting the Command Post Integrated Transport Lebaran 2012 in the Ministry of Transportation, Jakarta, Sunday (26/08/2012).
According to him, this system is applied to improve the comfort and regularity passengers. With a system of boarding passes, then passengers will feel comfortable, because it is definitely a place and not crowded when entering a mode.
"Essentially, with the implementation of this system, we wanted to create a more humane transportation and more pampering its customers," said Bambang.
Bambang said, the boarding pass system, no passenger quota limitations, because quotas can be set. He also explained, this system will not make revenue decreased operator. Conversely, even an increase in revenue.
"Boarding pass system, according to the experience of PT KAI actually increase revenue. That is, a dark passenger and brokers can be eliminated. If it is gone, order and comfort definitely improved, "he said.
Terminal Tirtonadi Solo pilot project will be the implementation of systems in road transport boarding pass. Later, the class terminals same will apply this system. As for the sea transport, the next year will begin to be applied in major ports such as Tanjung Perak, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Belawan, Makassar and Balikpapan.

Saturday, August 25, 2012

Gali tanah, Temukan Arca Majapahit

Kekayaan sejarah zaman Kerajaan Majapahit pada abad 14 silam ternyata masih tersimpan di wilayah Kabupaten Malang.  Hal tersebut ditandai dengan penemuan arca jenis Jaladwara (pancuran air) di Baba,an, Desa Ngenep, Karangploso.  Kini, benda tersebut tengah diteliti oleh tim dari BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) Jawa Timur.
The rich history of the Majapahit Kingdom era in the 14th century ago was still stored in the area of ​​Malang regency. It is marked by the discovery of the statue kind Jaladwara (water fountain) at Baba's, Village Ngenep, Karangploso. Now, the object being studied by a team of BP3 (Archaeological Heritage Preservation Hall) East Java.

Arca dengan dimensi tinggi 50 cm dan 30 cm tersebut pertama kali ditemukan oleh Marjoko, 36, warga setempat pada 13 Agustus 2012 lalu.  Saat itu, pria yang berprofesi senagai buruh perajin batu bata itu sedang menggali tanah dengan kedalaman satu meter.  Dia pun kemudian melaporkan ke perangkat desa yang diteruskan ke Kecamatan Karangfploso, Pemkab Malang, dan BP3 Jatim.
Arca with dimensions of 50 cm height and 30 cm were first discovered by Marjoko, 36, a local resident on August 13, 2012 last. At that time, the man who is senagai labor craftsmen bricks was dug to a depth of one meter. He was then reported to the village passed to Karangfploso District, Malang regency, East Java, and BP3.

Kemarin pagi, tim dari BP3 Jatim yang berjumlah empat orang langsung meluncur ke lokasi penemuan.  Selama beberapa jam mereka meneliti arca yang di beberapa bagiannya nampak patah.  "Ini namanya Jaladwara yang artinya jalur air.  Diprediksi, benda ini peninggalan kerajaan Majapahit abad ke 14," kata Kepala BP3 Jatim, Aris Soviyani sembari menunjukkan arca yang terbuat dari bahan batu andesit merah tersebut.
Yesterday morning, a team of Java BP3 totaling four men drove to the location of the discovery. For several hours they studied statue visible in some parts broken. "This is the meaning Jaladwara waterways. Predicted, this thing is the kingdom of Majapahit 14th century," said Chief BP3 Java, Aris Soviyani while showing statues made of red andesite.

Dia menuturkan, arca tersebut mirip seperti yang ditemukan di Candi Tikus, Trowulan beberapa waktu lalu.  Megitu dia menuturkan ada sedikit perbedaan antar penemuan di Karangploso dengan di Trowulan.  "Di Trowulan terbuat dari batu andesit hitam," ungkap dia.
He said the statue is similar to that found in the Rat Temple, Trowulan some time ago. Megitu he said there was little difference between the findings in Karangploso with in Trowulan. "In Trowulan black andesite stone," he said.

Penemuan arca tersebut membuat BP3 Jatim memiliki spekulasi akan adanya arca lain yang ada di sekitar tempat tersebut.  Setelah meneliti arca tersebut, mereka melakukan upaya penelusuran sampai radius sekitar 0,5 kilometer dengan tujuan mencari arca lainnya.
The discovery was made BP3 Java statue has speculation that there are other statues around the place. After researching these statues, they make an effort to search a radius of about 0.5 miles to the purpose of seeking other statues.

Di salah satu sudut desa mereka mendapati sumber air yang biasa digunakan warga untuk keperluan sehari-hari.  Warga biasanya menyebutnya Sumber Kasin.  Namun, mereka tidak menemukan arca lain seperti yang ditemukan sebelumnya.  Mereka bersikeraas jika sudah ditemukan satu Jaladwara, pasti akan ada tiga Jaladwara lainnya.
In one corner of the village they found the source of water used for residents daily needs. Residents usually call Kasin Sources. However, they did find other statues as found previously. Bersikeraas if they've found one Jaladwara, surely there will be three other Jaladwara.

"Logikanya begini. Yang kami temukan ini kan arca pancuran air, bsa dipastikan dulunya di tempat ini terdapat kolam air. Atau bisa juga terdapat punden untuk ritual sembahyang.  Di zaman dulu mata air diperlukan untuk menyucikan diri sebelum ke punden," beber Aris Soviyani.
"Logically this. Which we find is the fountain statue, certainly once in place there are pools of water. Punden Or it could be there for prayer rituals. In ancient times the springs needed to purify themselves before the punden," beber Aris Soviyani.

Di sisi lain, Aris menuturkan pihaknya tidak begitu yakin jika arca tersebut adalah arca yang benar-benar ada di tempat tersebut selama ratusan tahun.  "Melihat kontur tanah tidak terlihat aktivitas masa lalu.  Kami prediksi ini dipindah sekitar 3-5 tahun yang lau dari tempat lain ke tempat lain," tandas dia.
On the other hand, Aris said it was not sure if the statue is a statue that actually exist in that place for hundreds of years. "Looking at the contours of the land does not look past activity. Our prediction is moved about 3-5 years lau from another place to another place," he said.

Sementara, Suwardi, Kepala Desa Ngenep menuturkan sejak ditemukan oleh salah satu warganya pada 13 Agustus lalu arca tersebut langsung diamankan di balai desa setempat.  "Ya untuk jaga-jaga saja Mas demi alasan keamanan.  Pak Marjoko menemukannya saat menggali tanah di lahan kosong," ujar Suwardi.
Meanwhile, Suwardi, the village head said Ngenep since been found by one of its citizens on 13 August, the statue was immediately secured in the local village hall. "Yes, just in case for security reasons. Mr. Marjoko found when digging in the lot," said Suwardi.





Sumber : Surat kabar Harian RADAR MALANG tanggal 25 Agustus 2012









Monday, August 13, 2012

Monumen Kapal Selam, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Monumen Kapal Selam 

Monumen Kapal Selam

Atau biasa di singkat dengan Monkasel, Berlokasi di tepi Kali Mas, di pusat kota Surabaya. Lebih tepatnya di sebelah plaza Surabaya yaitu berada di Jalan Pemuda no 39. Monumen Kapal selam biasa buka pada hari senin sampai jumat, pukul 08.00 sampai 20.00 sedangkan untuk hari sabtu dan minggu biasanya beroperasi dari pukul 08.00 sampai 21.00, dengan harga tiket Rp 5000 per orang. 
Or unusual in the short to Monkasel, Located on the banks of Kali Mas, in the center of Surabaya. More precisely next to the plaza that is located on Jalan Surabaya Youth no 39. The submarine monument common open on Monday to Friday, 08.00 to 20:00, while for Saturday and Sunday usually operate from 08:00 until 21:00, with a ticket price of Rp 5,000 per person.

Monumen ini sebenarnya adalah kapal selam sungguhan yaitu KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952 dengan tipe Whiskey Class. Kapal ini pernah ikut berperan dalam Pertempuran Laut Aru tentang Irian Barat dengan Belanda.
This monument is actually a real submarine which Pasopati KRI 410, one of the Navy of the Republic of Indonesia made ​​the Soviet Union in 1952 with the type Whiskey Class. The ship was never taken part in the Battle of Aru Sea on the Dutch West Irian.
 
Monumen Kapal Selam di resmikan tanggal 27 Juni 1998, untuk memperingati keberanian para pahlawan Indonesia, kemudian kapal ini di bawa ke darat. Namun untuk membawa kapal selam ke tengah kota Surabaya tidaklah mudah, kapal selam tersebut dipotong menjadi 16 bagian dan selanjutnya dibawa ke area Monumen Kapal Selam kemudian dirakit kembali dan di jadikan monumen. Ada beberapa ruangan antara lain:
Submarine Monument in inaugurated on June 27, 1998, to commemorate the bravery of the heroes of Indonesia, then the ship brought to land. But to bring the submarine to the center of the city of Surabaya is not easy, the submarine was cut into 16 pieces and then taken to the Submarine Monument area and then re-assembled and made ​​in the monument. There are several rooms, among others:
  • Ruang torpedo haluan yang di lengkapi dengan 4 peluncur torpedo  (The bow torpedo room is equipped with four torpedo launchers)
  • Ruang periskop yang juga berfunsi sebagai Pusat Informasi tempur (Periscope room which also function as Combat Information Center)
  • Ruang Tinggal Perwira (Living room officer)
  • Ruang ABK (Anak Buah Kapal) (Space crew)
  • Ruang torpedo buritan ( Aft torpedo room)
  • Ruang listrik (Electric space)
  • Ruang diesel (Chamber diesel)
Di antara ruang di pisah dengan pintu kedap air, di dalam ruangan hawanya cukup panas. Saat melakukan operasi, para awak kapal selam ini harus mampu menahan suhu udara yang cukup panas di dalam kapal. Meski mendapat pasokan oksigen yang cukup, namun kapal ini tidak dilengkapi pendingin udara. Di Monumen Kapal Selam juga terdapat berbagai fasilitas, antara lin, kamu bisa menonton film di Video Rama yang menyajikan sejarah kapal selam di Indonesia, ataupun menikmati sajian musik di panggung terbuka pada hari sabtu dan minggu. Terdapat tempat untuk pemutaran film yang menampilkan proses peperangan di Laut Aru. Sedangkan di pinggir Kali Mas yang juga masih di dalam area monumen kamu bisa berolahraga di jogging track yang di sediakan selain itu terdapat pula kios makanan yang menyediakan berbagai macam masakan. Tentu mengunjungi Monumen Kapal Selam atau Monkasel bisa menjadi wisata keluarga yang mendidik. Anda dan keluarga bisa lebih tahu tentang salah satu armada laut Indonesia yang kuat yaitu kapal selam.
Among the space separated by a watertight door, the weather was quite hot in the room. When performing the operation, the crew of the submarine must be capable of withstanding temperatures hot enough inside the vessel. Despite adequate oxygen supply, but the ship is not equipped with air conditioning. In Submarine Monument there are also many facilities, including lin, you can watch movies in Video Rama which presents the history of submarines in Indonesia, or enjoy the music offerings on an open stage on Saturday and Sunday. There is a place for the screening of films that show the war in the Aru Sea. Meanwhile, on the edge of the Kali Mas is also still in the area of ​​the monument you can workout at the jogging track which is provided in addition there are also food stalls that provide a wide range of cuisine. Of course visiting Submarine Monument or Monkasel can be an educated family holiday. You and your family can know more about one of Indonesia's powerful fleet that submarine.

Buruan hubungi kami di :
Contact us at:
GG TOUR & TRAVEL
Griya Alam Hijau Lestari, Jl. Cempaka Blok M No. 12A, Randuagung-Singosari, Malang 65153
Telp / SMS :  0341 - 452275 / 0818 0509 8618
Email : ggticketing@gmail.com

Wednesday, August 8, 2012

Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu : Menyematkan Keelokan Panorama Laut nan Menawan


Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu atau lebih dikenali sebagai Kepulauan Seribu merupakan gugusan kepulauan yang membentang sekira 100 mil dengan luas 108.000 hektar di Teluk Jakarta. Daerah yang berlokasi 45 km sebelah utara Kota Jakarta itu merupakan kawasan pelestarian alam bahari dengan zona konservasi yang terus dijaga keindahan dan kebersihannya.
Thousand Islands Marine National Park or the more recognizable as the Thousand Islands is an archipelago that stretches approximately 100 miles with an area of ​​108 000 hectares in the Bay of Jakarta. Area located 45 km north of Jakarta is a marine nature conservation area with conservation zones continue to be maintained the beauty and cleanliness.
 
Anda yang berdiam di Kota Jakarta sebenarnya tidak perlu jauh-jauh ke Bali atau berlibur ke pulau indah lainnya di Nusantara. Untuk menikmati keindahan alam tropis laut Indonesia mengapa tidak kini mencoba plesir ke Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Kawasan ini kian hari kian digemari sebagai salah satu tujuan wisata favorit wisata bahari.
You who dwell in the city of Jakarta was not necessarily the way to a vacation in Bali or other beautiful islands in the archipelago. To enjoy the natural beauty of the tropical ocean Indonesia why not now try spree to the Thousand Islands Marine National Park. This area is increasingly popular as one of the favorite destinations of nautical tourism.

Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu

Pulau-pulau di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sebagian besar tidak berpenghuni dan berupa pulau pasir dengan terumbu jarang bervegetasi maupun tidak. Dari keseluruhan pulau di kawasan ini diperkirakan ada 17 pulau sudah tenggelam akibat abrasi alam.
The islands in the Thousand Islands Marine National Park is largely uninhabited and form coral sand island with vegetation or not. Of the whole island in this region is estimated there are 17 islands are sinking due to natural abrasion.

Ada 11 pulau yang  berpenghuni di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, yaitu: Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, Pulau Panggang, Pulau Harapan, Pulau Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Besar, Pulau Payung Besar, Pulau Pari, Pulau Untung Jawa, Pulau Lancong Besar, dan Pulau Sebira. Adpun total jumlah penduduk sekira lebih dari 20.000 jiwa. Sebagian dari pulau-pulau tersebut ada yang sudah menjadi milik pribadi, seperti pulau Bidadari. Wisatawan biasanya mengunjungi Pulau Tidung, Pulau Pramuka untuk berwisata bahari.
There are 11 inhabited islands in the Thousand Islands Marine National Park, namely: Palm Island, Palm Island Two, Island Grill, Island of Hope, Island Boy Scouts, Tidung Island, Pulau Besar, Pulau Besar Umbrella, Pari Island, the island of Java Fortunately, the Big Island Lancong , and Sebira Island. Adpun total population of approximately more than 20,000 people. Some of the islands have already become private property, such as Angel Island. Tidung tourists usually visit the island, maritime Scout Island for a tour.

Untuk zona konservasi laut di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKS) meliputi 8 pulau, yaitu: Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Matahari, Pulau Kotak, dan Pulau Sepa. Pulau-pulau tersebut terbentuk dari koloni binatang karang yang sudah mati, kemudian karang itu muncul ke permukaan laut dan ditumbuhi aneka tumbuhan dan terjadilah daratan.
For marine conservation zones in the Thousand Islands Marine National Park (TNKS) includes eight islands, namely: Island Grill, Scout Island, Island Sun, Island Boxes, and Sepa Island. These islands formed from coral colonies of the dead, then rock it came to the surface and covered with various plants and there was land. 
Umumnya mereka yang datang ke Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu untuk menikmati keindahan alamnya dengan snorkeling atau diving. Pulau Tidung menjadi pulau yang paling lengkap fasilitasnya serta mampu menampung wisatawan dalam jumlah besar. Apabila Anda ingin mengunjungi pulau yang bernuansa alam maka Pulau Pramuka cocok untuk ekowisata dan wisata edukasi. Beberapa pulau lain yang dapat Anda sambangi, yaitu: Pulau Ayer, Pulau Bidadari, Pulau Sepa, Pulau Putri, Pulau Alam Kotok, Pulau Pelangi, dan Pulau Pantara.
Generally, those who come to the Thousand Islands Marine National Park to enjoy its natural beauty by snorkeling or diving. Tidung island became the island's most complete tourist facilities and can accommodate large amounts. If you want to visit the island a natural shades Scout Island is suitable for ecotourism and educational tourism. Some of the other islands that you can sambangi, namely: Ayer Island, Angel Island, Pulau Sepa, Island Princess, Island Alam Kotok, Pelangi Island, and Island Pantara.
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu
Sebagian besar pantai di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu dilindungi hutan bakau yang menjadi rumah bagi biawak, ular cincin emas, dan piton. Fauna di kawasan ini diperkirakan ada sekira 17 jenis burung, 350 jenis ikan karang, 2 jenis kima, 3 kelompok ganggang, 101 jenis moluska, 237 jenis terumbu karang, dan 6 jenis rumput laut. Sementra itu, flora  di Taman Nasional Kepulauan Seribu didominasi tumbuhan pantai, seperti nyamplung (Calophyllum inophyllum), butun (Barringtonia asiatica), bogem (Bruguiera sp.), sukun (Artocarpus altilis), waru (Hibicus tiliaceus), pandan (Pandanus sp.), cemara laut (Casuarina equisetifolia), cangkudu (Morinda citrifolia), ketapang (Terminalia cattapa), dan kecundang (Cerbena adollam).
Most of the beaches in the Thousand Islands Marine National Park protected mangrove forest which is home to monitor lizards, snakes gold ring, and python. Fauna in this region is estimated there are approximately 17 species of birds, 350 species of reef fish, two types of clams, three groups of algae, 101 species of molluscs, 237 species of coral, and 6 kinds of seaweed. Sementra, the flora in the Thousand Islands National Park is dominated coastal plants, such as nyamplung (Calophyllum inophyllum), Butun (Barringtonia asiatica), punch (Bruguiera sp.), Breadfruit (Artocarpus altilis), hibiscus (Hibicus tiliaceus), pandan (Pandanus sp. ), casuarina (Casuarina equisetifolia), cangkudu (Morinda citrifolia), ketapang (Terminalia cattapa), and defeated (Cerbena adollam).
Taman Nasional Kepulauan Seribu juga merupakan tempat peneluran penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Keduanya merupakan satwa langka dan jarang ditemukan di perairan lain terutama pantai Utara Pulau Jawa. Anda dapat menemukannya ditangkarkan di Pulau Semak Daun.
Thousand Islands National Park is also home to nesting hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata) and green turtle (Chelonia mydas). Both are endangered species and is rarely found in other waters, especially the northern coast of Java Island. You can find it bred on the island of bush leaves.
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu mempunyai sumber daya alam khas berupa ekosistem karang yang unik yaitu terumbu karang. Pulau-pulau di kawasan ini dikelilingi terumbu karang tepian (fringing reef) dengan kedalaman 1-20 meter. Terumbu karang sendiri merupakan salah satu sub sistem ekosistem perairan laut yang produktif. Beberapa jenis karang keras di sini, yaitu: seperti karang batu (massive coral), karang meja (table coral); karang kipas (gorgonia); karang daun (leaf coral); karang jamur (mushroom coral).
Thousand Islands Marine National Park has unique natural resources in the form of a unique ecosystem of the coral reef. The islands in the region surrounded by banks of coral reefs (fringing reef) with a depth of 1-20 meters. Reef itself is one of the sub systems of productive marine ecosystems. Some types of hard coral here, namely: such as corals (massive coral), coral table (table coral); fan corals (Gorgonia); coral leaf (leaf coral); coral fungi (mushroom coral).
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu kini ditata menjadi dua wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (3 kelurahan) dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan (3 kelurahan). Pusat pemerintahannya sendiri ada di Pulau Pramuka dan sudah difungsikan sejak 2003. Mengingat sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan zona konservasi maka pengembangan wilayah kabupaten ini lebih ditekankan pada budidaya laut dan pariwisata.
Thousand Islands District Administration is now organized into two districts namely North District Thousand Islands (3 villages) and the Southern District Thousand Islands (3 villages). The central government itself is in the Scout Island and has functioned since 2003. Given that most of the area are water and conservation zones, the development of the district with more emphasis on mariculture and tourism.

 Sumber :  http://www.indonesia.travel/id/destination/726/taman-nasional-laut-kepulauan-seribu



Buruan hubungi kami di :
Contact us at:
GG TOUR & TRAVEL
Griya Alam Hijau Lestari, Jl. Cempaka Blok M No. 12A, Randuagung-Singosari, Malang 65153
Telp / SMS :  0341 - 452275 / 0818 0509 8618
Email : ggticketing@gmail.com

Bertemu Raksasa Laut yang Ramah di Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Bertemu Raksasa Laut yang Ramah di Taman Nasional Teluk Cendrawasih 


Ketika tanah dan laut berpadu lalu tubuh Anda tercelup dalam fantasi yang menggugah maka pertemuan dan interaksi dengan ikan terbesar di muka bumi ini akan menjadi pengalaman yang amat spesial. Rasakan sendiri secara langsung sensasi menyelam bersama hiu paus di Kwatisore, Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Di biru kobalt laut Papua yang jernih dan bersih akan Anda dapatkan pengalaman takan terlupakan seumur hidup karena ikan raksasa tersebut telah menjadi penyingkapan besar dalam dekade ini.
 When combined land and sea and then your body is immersed in the fantasy that stirs the meeting and interaction with the largest fish on earth would be a very special experience. Feel the sensation itself directly on the dive with whale sharks Kwatisore, Paradise Bay National Park. In the cobalt blue sea is crystal clear and clean Papua'll get a lifetime of experience say forgotten because of the giant fish has become a major revelation in this decade.

Hiu paus (Rhincodon typus) tercatat sebagai ikan terbesar di muka Bumi saat ini. Bayangkan bobotnya bisa mencapai 21 ton, panjangnya hingga 14 meter serta umurnya sampai 150 tahun. Hewan menakjubkan ini terlihat pada masa-masa tertentu di beberapa negara saja, yaitu mulai dari Afrika Selatan, Filipina, Australia, dan Indonesia. Mereka berpindah-pindah dengan bermigrasi untuk mencari tempat makan dan bertelur. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa hewan yang sejatinya ramah namun penuh misteri ini dapat ditemui sepanjang tahun di perairan Taman Nasional Teluk Cendrawasih di Papua Barat dan Papua. Di sinilah Anda dapat berenang dan bermain gelembung bersama mereka, bagaimana berani mencoba?
The whale shark (Rhincodon typus) was recorded as the largest fish on Earth at this time. Imagine the weight can reach 21 tons, up to 14 meters in length and up to 150 years old. Amazing animal was seen at certain times in some countries only, namely from South Africa, the Philippines, Australia, and Indonesia. They move to migrate in search of places to eat and lay eggs. Howevdr, did you know that animals are actually friendly but full of mystery can be found throughout the year in the waters of Paradise Bay National Park in West Papua and Papua. This is where you can swim and play with their bubbles, how dare try?

Memang kini saatnya Anda mengalihkan perhatian atau melabelkan wisata menyelam di Papua hanya pada Raja Ampat saja, mengapa? Itu karena sebenarnya Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) adalah taman nasional dengan  perairan terluas di Indonesia dan memiliki kekayaan biota laut dalam takaran lebih dari cukup. Kawasan nan indah ini membentang dari Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua Barat, hingga Kabupaten Nabire di Provinsi Papua. Perairan yang luas dan dilindungi itu semakin istimewa karena berjodoh dengan keberadaan hiu paus yang berukuran besar sekaligus menakjubkan.
It is now time for you to divert attention or labels diving in Raja Ampat in Papua only just, why? That's because the real Paradise Bay National Park (TNTC) is the largest national park in the waters of Indonesia and has a wealth of marine life in the dose is more than enough. This beautiful area stretches from the Gulf Wondama district in West Papua province, to Nabire in Papua province. Wide and protected waters is more special because it is destined to be the presence of a large whale shark at the same time amazing.
Hiu paus (Rhincodon typus) dinamai masyarakat Papua Barat sebagai gurano bintang dan oleh masyarakat Nabire di Provinsi Papua disebut hiniota nibre. Hewan raksasa itu sempat mendapat anggapan sebagai pembawa sial apabila nelayan melihatnya di perairan sehingga biasa disebut Sang Hantu. Akan tetapi, kini anggapan itu sirna karena nelayan di Kwatisore telah lama bersahabat dengannya, bahkan ibaratnya kini menjadi hewan peliharaan yang hidup di alam bebas.
The whale shark (Rhincodon typus) is named after the people of West Papua as the star and the community gurano Nabire in Papua Province called hiniota nibre. Giant animals that had received presumption jinxed when fishing in waters seen so commonly called The Revenant. However, that assumption is now gone because the fishermen have long Kwatisore friends with him, even supposing that pets are now living in the wild.

Bertemu Raksasa Laut yang Ramah di Taman Nasional Teluk Cendrawasih
Di Desa Kwatisore, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, hiu paus ini bersahabat dengan nelayan setempat. Mereka muncul berkelompok setiap hari di sekitar bagan nelayan (perahu sejenis keramba terapung dengan jaring penangkap ikan di bawahnya) dengan kemunculan selama berjam-jam. Hiu paus itu rupanya tertarik dengan sekumpulan ikan puri (sejenis ikan teri) yang tertangkap dalam jaring terapung di bawah bagan dan juga menanti ikan mati yang dilemparkan nelayan. Mereka biasanya mendekati bagan secara berkelompok hingga enam ekor. Padahal sifat hewan ini sebenarnya penyendiri, pemakan plankton, dan seringnya berada di bawah permukaan laut hingga kedalaman ratusan meter. Perlu diketahui bahwa di Australia, wisatawan harus menunggu saat musim panas untuk melihat hiu paus dan itu pun perlu digiring terlebih dahulu agar bisa ditonton.
Village Kwatisore, Nabire, Papua Province, whale sharks are friendly with the local fishermen. They appear in groups every day around the fishing chart (similar boat floating cages with fishing nets on the bottom) with the emergence of long hours. The whale shark is apparently interested in the fish collection of the castle (a type of fish) are caught in nets floating in the chart and also waiting for a dead fish being thrown fishermen. They are usually close to the chart in groups of up to six birds. Yet nature is actually solitary animals, plankton eaters, and often under the sea surface to depths of hundreds of meters. Keep in mind that in Australia, tourists had to wait during the summer to see whale sharks and it also needs to be driven in advance so he could watch.

Bagan nelayan di Kwatisore adalah sebuah perahu terapung berukuran 18 x 18 meter yang dikonversi menjadi lokasi penangkap ikan puri berbentuk persegi dengan bagian bawahnya terpasang jaring. Papan kayu dipasang menghubungkan antar sudut dan dideretkan banyak lampu untuk penerang saat malam agar ikan puri mendekat dan masuk dalam jaring. Jumlah bagan di perairan ini cukup banyak lebih dari sepuluh dan keberadaannya perlu terdaftar di Dinas Kelautan dan Perikanan.
Chart of fishermen in a boat floating Kwatisore is sized 18 x 18 meters which is converted to a fishing location, rectangular castle with a net attached underneath. Wooden board mounted between the corner and connects dideretkan many lights to lights at night to fish near the castle and into the net. The number of charts in these waters a lot more than a decade, and its existence need to be registered at the Department of Marine and Fisheries.

Di Kwatisore, hiu paus sudah terbiasa diberi makan ikan puri dan sering berinteraksi dengan penyelam. Saat penyelam mendekatinya maka ikan raksasa ini akan dengan santainya berenang bersama. Tidak seperti hiu lain yang memiliki gigi tajam, hiu paus memiliki gigi halus di ujung mulut bagian dalamnya. Caranya makan adalah menyedot air laut sembari menjaring plankton dan ikan kecil yang masuk bersama air ke mulutnya.
In Kwatisore, whale sharks are accustomed to being fed fish castle and often interact with divers. When the divers approached the giant fish will swim together casually. Unlike other sharks have sharp teeth, whale sharks have teeth mouth soft on the inside edge. The trick is to suck the sea water feed while capturing plankton and small fish that go along with the water into his mouth.

Biasanya sesaat sebelum dan sesudah Bulan Purnama, hiu paus tidak muncul karena nelayan tidak dapat menangkap ikan puri akibat terangnya cahaya Bulan sehingga lampu-lampu pada bagan tersebut kurang menarik lagi bagi ikan puri. Puncak penangkapan ikan puri di kawasan ini berlangsung antara Desember dan Januari.
Usually just before and after the Full Moon, the whale shark does not appear because the fishermen can not catch castle moon so bright the light from the lamps on the chart is less interesting for the fish castle. Castle peak fishing in this area took place between December and January.

Sudah jadi ketentuan setiap operator diving akan membayar ikan puri yang disediakan nelayan dengan membelinya seharga 1 juta untuk sehari agar penyelam dapat melihat langsung secara lebih dekat. Anda dapat juga memberi makan hiu paus ini langsung dari atas bagan. Kegemarannya memakan ikan puri  ketimbang plankton di Kwatisore jelas adalah hal yang unik dan luar biasa.
Already a provision each operator will pay fish diving castle provided the fishermen with a buy it for $ 1 million for a day so that divers could see right up close. You can also feed the whale shark is directly from the chart. His love of eating fish and plankton in the castle than Kwatisore clearly is a unique and extraordinary.
 Bertemu Raksasa Laut yang Ramah di Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Atraksi menarik ini sebenarnya tidak sengaja dimulai sejak tahun 2000 bersamaan saat nelayan setempat membangun bagan di tengah laut. Saat itu, hiu paus pun mulai berdatangan menyambangi bagan karena tertarik dengan ikan puri yang tertangkap di jaring bawah bagan tersebut. Ikan puri di dalam jaring kemudian sering didatangi dan dihisap hiu paus. Sebenarnya tidak ada ikan yang berhasil ia makan kecuali pada jaring yang bolong. Seringnya hiu paus menghisap ikan puri dalam jaring justru membuat sebagian ikan di dalam jaring mati lalu dibuang nelayan ke laut. Kebiasaan membuang ikan puri inilah yang membuat hiu paus sering berada di sekitar bagan dan seolah menjadi hewan peliharaan. Saat itu pula masyarakat setempat menyadari bahwa ikan raksasa ini sebenarnya tidak berbahaya.
This interesting attraction is actually accidentally started since 2000 when local fishermen together to build the chart in the middle of the sea. At that time, whale sharks visited the chart began to arrive, attracted by the castle of fish caught in nets below the chart. Castle in the fish nets and smoked and frequently visited by whale sharks. Actually there are no fish to eat unless he had a hole in the net. Fish suck whale sharks frequent the castle in the net it makes some dead fish in the nets and then thrown into the sea fishermen. Habit of throwing fish castle makes the whale sharks are often located around the chart and as a pet. During that time, local people are aware that these giant fish is actually harmless.
Banyak misteri dari kehidupan hiu paus yang belum terkuak. Christoph Rohner, peneliti dari Universitas Queensland, mengemukakan bahwa ternyata ukuran tubuh hiu paus dapat mencapai 20 meter. Hal itu berdasarkan cara pengukuran terbaru dengan laser yang ditempatkan 50 cm dari kamera pada hiu yang sedang bergerak. Metode ini menghasilkan ukuran yang akurat daripada metode photogrammetery sebelumnya. Selain itu, hewan yang diperkirakan ada sejak 60 juta tahun lalu itu rupanya memasuki usia subur pada usia 30 tahun. Reproduksinya relatif lambat dibandingkan dengan ikan lain yang ada di muka bumi.
Many mysteries of the life of the whale sharks that have not been disclosed. Christoph Rohner, researchers from the University of Queensland, said that the body was the size of whale sharks can reach 20 meters. It was based on recent measurements with a laser is placed 50 cm from the camera on a moving shark. This method produces an accurate measure than the previous photogrammetery method. In addition, since the animals there are an estimated 60 million years ago was apparently entered the age of childbearing at age 30. Reproduction is relatively slow compared to other fish that exist on earth.
 
Mengacu pada International Union for the Conservation of Nature dan Resources, jelas hewan ini tergolong dilindungi. Oleh karena itu, keberadaannya yang sepanjang tahun dapat dilihat di Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) adalah sebuah fenomena sekaligus daya tarik wisata bahari yang unik di dunia.
Referring to the International Union for the Conservation of Nature and Resources, explained the animal is classified as protected. Therefore, its presence can be seen that all year in Paradise Bay National Park (TNTC) is a phenomenon well as marine tourism attraction that is unique in the world.

Catatan TNTC hingga 2012 ada sekira 40 ekor hiu paus yang hidup di kawasan teluk ini. Mereka selalu ada sepanjang tahun dan sering ditemukan berkelompok. Penemuan hiu paus yang terbesar memiliki panjangnya sekira 14 meter dan berbobot 15 ton. Saat ini, perlindungan hanya mengacu bahwa hiu paus adalah satwa yang rentan. Status perlindungan hiu paus ini perlu ditingkatkan sebagai satwa dilindungi seperti dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. Jangan sampai terlambat dan keadaan berbalik seperti tahun 2005 saat hiu terancam karena perburuan siripnya. Lalu keberadaan hiu paus ini di Taman Nasional Teluk Cendrawasih bisa jadi hanya tinggal cerita saja dan penyesalan anak cucu. Tidak ada seorang pun tahu apa lagi yang dapat ditemukan dari penyingkapan di Teluk Cendrawasih. Indonesia layak bangga pada masyarakat Papua di Teluk Cendrawasih yang bekerja sama dengan para peneliti dan aktivis lingkungan untuk menjaga keberadaan ikan terbesar di muka bumi ini.
TNTC records until 2012 there are approximately 40 whale sharks that live in the bay area. They are always there throughout the year and is often found in groups. The discovery of the largest whale shark has a length of approximately 14 meters and weighs 15 tons. Currently, only refers to the protection of whale sharks are vulnerable animals. This whale shark protection status as a protected species needs to be improved as in the Government Regulation No. 7 of 1999 on the Preservation of Flora and Fauna. Do not be late and the situation reversed as of 2005 when the shark fins are threatened because of poaching. Then the presence of whale sharks in Paradise Bay National Park could be just a story of regret and grandchildren. No one knows what more can be found from the disclosure in Paradise Bay. Indonesian Papua worthy pride in the community at Paradise Bay in collaboration with researchers and environmental activists to keep the existence of the largest fish on earth.

Bermainlah ke Taman Nasional Teluk Cendrawasih, tepatnya ke Kwatisore. Di sini Anda dapat menyelam atau snorkeling sembari berinteraksi dan bermain bersama  hiu paus yang jinak. Anda yang belum berminat mencemplung maka bisa memberi makan hewan ini dari atas bagan. Hiu paus adalah alasan kuat mengapa berwisata ke bagian timur Indonesia dapat menjadi begitu spesial. Sepulangnya bertemu hiu paus yang luar biasa itu dipastikan benak Anda dipenuhi rasa terpesona. Jadi, ada pilihan lain berwisata bahari di Papua selain ke Raja Ampat bukan?
Play to Paradise Bay National Park, specifically to Kwatisore. Here you can dive or snorkel while interacting and playing with the whale sharks are docile. You are not interested mencemplung can then feed these animals over the top of the chart. The whale shark is a strong reason why a trip to the eastern part of Indonesia could be so special. After coming back to see the whale shark was certainly extraordinary mind was filled with awe. So, there are other options in the marine trips to Raja Ampat in Papua but is not it?

Untuk datang ke Taman Nasional Teluk Cendrawasih, waktu yang bersahabat adalah antara Mei dan Oktober meskipun hiu paus dapat ditemui di sini sepanjang tahun. Tersedia penerbangan dari Jakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar menuju Biak, berikutnya menggunakan pesawat Susi Air ke Manokwari atau Nabire. Tersedia juga  penerbangan dari Jayapura ke Biak. Anda yang datang dari Jakarta dan Makassar dapat memanfaatkan penerbangan dengan Batavia ke Manokwari. Dari Manokwari ke TNTC dapat melanjutkan perjalanan menggunakan kapal laut sejauh 95 km. Maskapai Lion menyediakan penerbangan dari Jakarta langsung ke Nabire. Sementara dari Nabire ke TNTC menggunakan perahu motor sejauh 38 km atau sekira 3 jam.
To come to Paradise Bay National Park, a friendly time is between May and October although whale sharks can be found here throughout the year. Available flight from Jakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar to Biak, using a plane next to Susi Air Manokwari or Nabire. There is also a flight from Jayapura to Biak. You are coming from Jakarta and Makassar can take advantage of flights to Batavia to Manokwari. Of Manokwari TNTC can continue to travel using the ship as far as 95 miles. Lion airlines providing direct flights from Jakarta to Nabire. While TNTC from Nabire to use a motor boat as far as 38 miles or approximately 3 hours.

Bertemu Raksasa Laut yang Ramah di Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Apabila Anda berminat atau bermilpi melakukan live aboard dengan kapal phinisi maka tersedia operator diving live aboard (LOB) yang melayani jasa penjelajahan di Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Operator diving live aboard dapat ditemui di Bali, Raja Ampat,  dan Sorong. Bagaimana pun juga perjalanan dengan cara live aboard adalah yang paling logis untuk menjelajahi banyak titik menyelam secara sekaligus di TNTC yang sulit dijangkau, tersebar, dan jauh dari daratan. Pilihlah operator yang tepat sesuai kebutuhan Anda. Pihak operator akan mengatur segala kebutuhan Anda selama tinggal berhari-hari di atas kapal. Mereka juga akan mengarahkan pada banyak titik menyelam, mengatur perlengkapan, mengecek arus, menunggu dan memandu Anda selama penyelaman, hingga melayani kebutuhan makanan.
If you are interested, or dream to live aboard the ship Phinisi is available live aboard dive operator (LOB) that provide services discovery on Paradise Bay National Park. Live aboard diving operators can be found in Bali, Raja Ampat, and Sorong. In any journey by way of live aboard is the most logical place to explore many points in a single dive in TNTC that are difficult to reach, spread, and distant from the mainland. Choose the right provider for your needs. The operator will arrange all your needs while staying several days on the boat. They will also lead to many dive points, set the equipment, checking the flow, waiting and guide you during the dive, to serve the needs of the food.

Ingin tahu jelasnya bagaimana?  Buruan hubungi kami di :
Want to know more? Includes contact us at:
GG TOUR & TRAVEL
Griya Alam Hijau Lestari, Jl. Cempaka Blok M No. 12A, Randuagung-Singosari, Malang 65153
Telp / SMS :  0341 - 452275 / 0818 0509 8618
Email : ggticketing@gmail.com